.svg)
Omada Studio
Anton Setiawan dan Ahmad Thoyfurrohman adalah dua seniman yang bernaung di Omada Studio, sebuah studio yang berfokus pada pementasan di Indonesia yang mencakup manajemen pementasan, konsep pencahayaan, hingga visual mapping. Beberapa karya mereka antara lain live audio visual untuk album PUNKKRAWIT serta Monumen Vajranala untuk pertunjukan musisi Senyawa di Indonesia Bertutur 2022. Partisipasi Omada Studio di Ubud Folkfest dan Papuru Pala di Banda Neira, Maluku, semakin menegaskan komitmen mereka dalam mengembangkan seni pementasan dan visual di berbagai konteks budaya Indonesia.
Migrasi mengeksplorasi perjalanan budaya dan spiritual orang-orang yang meyakini keturunan mereka berasal dari Pasifik. Karya ini menyusuri jejak-jejak syair dan suara yang menandai perjalanan mereka, menggambarkan interaksi mereka dengan elemen- elemen alam seperti pohon, batu gunung, tanah dan air. Melalui representasi ini, Migrasi menyoroti bagaimana syair-syair tersebut menjadi penanda keabsahan dan penghormatan terhadap karunia lima dewa matahari. Dengan menggabungkan elemen visual dan naratif, Migrasi menciptakan sebuah pengalaman multisensori yang menceritakan perjalanan migrasi budaya serta hubungan spiritual antara manusia dan alam, mengungkapkan bagaimana kekuatan alam dan keyakinan tradisional membentuk identitas dan sejarah komunitas tersebut.
Apa yang membuat kamu pertama kali tertarik dengan dunia seni rupa?
Merealitakan imajinasi
Siapa atau apa yang paling memengaruhi perjalanan seni kamu?
Lingkungan dan pertemanan
Bagaimana kamu menggambarkan identitas artistik kamu?
Observasi, imajinasi, eksekusi
Menurut kamu, apa peran seni dalam masyarakat?
Meyakinkan kembali kekayaan yang menurut mereka biasa saja menjadi hal yang menjadikannya sebagai kebanggaan
Adakah tema-tema tertentu yang sering muncul dalam karya kamu? Mengapa tema tersebut penting?
Lingkungan, setiap ekspresi memperlukan lingkungan, baik dalam dasar material ataupun ide sebagai pemicu karya.
Bagaimana kamu melihat relasi antara seni dan komunitas?
Lebih dari ruang kelas sekolah
Proyek seni paling menarik apa yang pernah kamu ikuti/ kerjakan? (Bisa dalam berbagai aspek: topik, tantangan, dampak, dll)
Proyek mandiri kolektif GOSEK TONTONAN yang kami selenggarakan dari kecamatan ke kecamatan lain di kabupaten pati. Menyajikan pameran dan pertunjukan tanpa ada jarak dan standar sosial, dan menemukan relasi baru walau dalam lingkup daerah saja.
Apa motivasi kamu mengikuti program Baku Konek?
Menyapa komonitas baru, pengalaman baru, ide baru, teman baru, yang manjadikan rangkaian instalasi kebudayaan yang lebih luas.
Isu atau tema apa yang menjadi fokus karya kamu di program Baku Konek ini? Mengapa tema tersebut menurut kamu penting?
Nuansa nafas danau sentani yang menggabungkan beberapa elemen suara menjadi sesuatu hal yang lebih dan perlu didokumentasikan, perkembangan jaman semakin cepat jika pandangan kota harus berlomba meninggikan gedung, sentani menjadikan ruang imajiner memiliki kota dibawah pohon pohon pencakar langit dan riuh suara kicauan diantara semak belantara kota. hutan dan manusia tidak bisa dipisahkan. jadi isu lingkungan yang membuat kami tertarik.
Apa harapan kamu dengan mengikuti program Baku Konek ini?
Dapat terhubung dengan komunitas lainnya baik lokal ataupun mancanegara
Apakah ada proyek, teknik, atau media seni baru yang ingin kamu eksplorasi saat program residensi ini?
Menggunakan beberapa sensor untuk memerintah program menampilkan suara, gerak, maupun visual.
Apakah ada tantangan pribadi yang dirasakan selama menjalani residensi?
Perbedaan kondisi geografis dan masalah malaria sempat menjadi pikiran. Tapi setelah merasakan tinggal di sana dan melihat pola hidup masyarakat sekitar, jadi tahu harus bagaimana. Di mana langit dijinjing, di situ bumi dipijak.
Adakah proyek seni, ambisi, atau pencapaian jangka panjang yang ingin kamu raih?
Seni Indonesia sebagai tuan rumah acara seni dunia, baik pameran ataupun pertunjukan.
Apa arti seni bagi kamu?
Hidup
