Tim Seleksi
Teman Nongkrong
Ade Darmawan adalah seniman, kurator, dan direktur ruangrupa yang berbasis di Jakarta dan merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia mengadakan pameran tunggal pertamanya di Cemeti Contemporary Art Gallery di tahun 1997 sebelum melanjutkan residensi dua tahun di Rijksakademie Van Beeldende Kunsten, Amsterdam. Karya-karyanya mencakup instalasi, objek, gambar, cetak digital, dan video, dengan pameran penting seperti Magic Centre di Frankfurt dan Eindhoven, serta partisipasi dalam Gwangju Biennale dan Singapore Biennale.
Sebagai kurator, ia berkontribusi dalam proyek-proyek seperti Riverscape in-flux dan Negotiating the Future, serta bersama ruangrupa, mengkurasi TRANSaction: Sonsbeek 2016. Ia juga pernah menjadi direktur artistik dan eksekutif Jakarta Biennale.
Farid Rakun adalah seorang seniman, kurator, dan juga arsitek lulusan Universitas Indonesia pada 2005. Sepanjang perjalanan kariernya, ia sempat bekeja di sejumlah biro arsitektur baik di Bali, Indonesia (2005-2007) maupun di Phnom Penh, Kamboja (2007-2010). Farid kemudian melanjutkan dan menyelesaikan program magister di bidang arsitektur di Cranbrook Academy of Art, Detroit, Amerika Serikat pada 2013. Ia juga sempat menjadi pengajar tamu di almamaternya, Departemen Arsitektur, UI (2010-2021).
Sebagai bagian dari ruangrupa, ia terlibat mengerjakan sejumlah proyek seni, antara lain: Intervention // Collective Intelligence: ‘Cosmopolis #1, Centre Pompidou, Paris, 2017; TRANSaction: Sonsbeek 2016, Arnhem, Belanda; Knowledge Market: Speculative Collective, Sharjah Biennial, Uni Emirat Arab, 2019; dan Bienal de Sao Paulo, Brazil, 2014. Dari 2019 awal, juga bersama ruangrupa, menjadi salah satu direktur artistik documenta fifteen yang akan diselenggarakan di Kassel, Jerman pada 2022.
Che Kyongfa adalah kurator di Museum Seni Kontemporer Tokyo dengan latar belakang kuat dalam kuratorial dan proyek seni internasional. Ia fokus pada persimpangan seni kontemporer dengan konteks sosial dan sejarah.
Ia aktif terlibat dalam forum dan diskusi seperti Curators' Hub di India dan Curators' Forum di Tokyo, serta berkontribusi dalam pameran seperti Home/Return 2019 oleh Alfredo & Isabel Aquilizan. Karyanya menekankan kolaborasi dan eksplorasi berbagai ekspresi artistik.
Kyongfa meraih gelar MA dalam Sejarah dan Teori Seni dari Goldsmiths College, Universitas London pada 2001, dan menyelesaikan program pasca-MA di Malmö Art Academy pada 2006. Sejak bergabung dengan Museum Seni Kontemporer Tokyo pada 2013, ia telah mengkurasi pameran seperti wendelien van oldenborgh, unset on-set (2022-2023), MOT Annual 2021 (2021), dan Things Entangling (2020).
Leonhard Bartolomeus adalah seorang kurator di Yamaguchi Center for Arts and Media [YCAM], Jepang. Setelah lulus dari Institut Seni Jakarta, ia bergabung dengan ruangrupa (dan kemudian menjadi Gudskul Ekosistem) hingga ia pindah ke Jepang pada tahun 2019.
Selama bekerja dengan kolektif seniman tersebut, ia mengembangkan minatnya pada persilangan antara seni, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, yang kemudian memengaruhi banyak proyek kuratorialnya seperti Kolektif Kurator Kampung (2017-2021), Kurikulab: Moving Class (2021), The Flavour of Power (2022), Iida Kaido Kikitori Art Project, dan Speculative Library (2023).
Meskipun bekerja penuh waktu di Yamaguchi, ia masih aktif memberikan kuliah tamu dan lokakarya di berbagai sekolah serta dengan penuh semangat melakukan penelitian tentang berbagai kemungkinan penggunaan seni sebagai sarana pembelajaran. Ia tinggal dan bekerja di Yamaguchi, Jepang.
Rosabel Tan adalah seorang penulis, peneliti, dan produser kreatif keturunan Peranakan Tionghoa. Ia adalah Direktur Satellites New Zealand, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk merayakan budaya Asia kontemporer melalui berbagai acara seni dan budaya. Ia juga memimpin program artis tamu dan mengembangkan arsip bersama Emma Ng.
Rosabel memiliki latar belakang dalam penulisan, penyuntingan, dan manajemen seni, serta telah memberikan kontribusi signifikan pada dunia seni dan budaya di Selandia Baru. Ia juga merupakan editor pendiri jurnal seni dan budaya The Pantograph Punch, Kurator Asia perdana untuk Auckland Writers Festival 2022, dan seorang co-programmer untuk Verb Festival. Karyanya menekankan pentingnya representasi dan inklusivitas dalam seni. Di bawah kepemimpinannya, Satellites New Zealand berkembang pesat, menciptakan hubungan yang berarti antara komunitas dan menumbuhkan apresiasi yang lebih dalam terhadap budaya Asia di Selandia Baru.