Sebagai lembaga non profit, Komunitas Sikukeluang memiliki dua platform; Nonblok Ekosistem dan Rimbangbaling. Nonblok Ekosistem berfokus pada isu perkotaan, sedangkan Rimbangbaling berfokus pada isu ekologi.
Nonblok (Lab. Ekosistem Seni dan Budaya Kontemporer), sebagai ruang belajar yang digerakkan oleh kolektif lintas disiplin, di antaranya; Biro Visual, Tangan Laras, Kebun Penuh Gulma, Teater Lorong, Weldy Studio, Kotak Baca, Cinepelan, dan Suwang Project. Hampir pada setiap kegiatannya, komunitas ini melibatkan keterlibatan warga sekitar.
Sikukeluang atau Nonblok Ekosistem Seni di Baku Konek merekomendasikan seniman untuk mengangkat isu amburadulnya sistem pengelolaan sampah yang menyebabkan banjir saat hujan. Luapan air yang tumpah ke jalan menjadi masalah baru karena membuat jalanan cepat rusak dan berlobang.