Nabila Tabita

Nabila Tabita
Daerah Asal
Jakarta Selatan, DKJ
Kolaborator
Komunitas KAHE
Profil Seniman

Nabila Tabita adalah seorang pencerita yang menulis tentang cinta, hak-hak perempuan, dan komunitas terpinggirkan. Selain menulis, ia menggemari banyak hal seperti anime, K-pop, dan game berbasis cerita seperti Bioshock, Ace Attorney, dan Genshin Impact, yang membantunya dalam memahami dirinya sendirinya. Nabila juga aktif dalam kegiatan seni, termasuk Poetry Talks dengan The Poets of Earth oleh Rasasastra dan tampil di 100% Outloud: Poetry Slam oleh 100% Manusia. Pada tahun 2023, ia berpartisipasi dalam Pekan Kebudayaan Nasional dengan menciptakan board game bersama Gudskul.

Bertukar Cerita (2024)
105 x 148.5 mm/4.1 x 5.8 inches
Kartu permainan

Bita (Jakarta) mengembangkan permainan yang berpijak pada cerita dan sejarah lokal. Bertukar Cerita mengizinkan para pemain untuk membangun karakternya sendiri, memutuskan tindakan tindakannya, dan menjalani konsekuensi-konsekuensinya berdasarkan arahan Bandar Cerita. Permainan ini memberi kesempatan kepada para pemain untuk menelusuri sejarah dan memberi komentar dari tatapan serta pengalaman hari ini. Dalam residensi Baku Konek, Bita berkolaborasi dengan Yulia Aron, Jen (@racunliar), dan Dodot Cobain dari Komunitas KAHE untuk mengembangkan Permainan Sandiwara:Bertukar Cerita.

Di permainan ini, kamu bisa menjadi siapapun dan apapun yang kamu mau. Semua ada di tangan kamu. Bertukar Cerita adalah permainan sandiwara yang hanya dibatasi imajinasimu. Kamu bisa membuat cerita apa aja. Dunia ini milikmu.

Apa yang membuat kamu pertama kali tertarik dengan dunia seni rupa?

Aku selalu mempunyai imajinasi yang aktif, tapi membaca buku sangat mendorong apa yang bisa aku imajinasikan. Dan aku ingin membuat imajinasiku menjadi kenyataan.

Siapa atau apa yang paling memengaruhi perjalanan seni kamu?

Di awal perjalananku adalah bu Ning, guru Bahasa Inggris di SD yang pertama mendorongku untuk membuat tulisanku publik. Lalu, bu Maryati, guru Bahasa Indonesia di SMA yang mendorongku untuk terus menulis dan memperluas medium serta genre tulisanku.

Bagaimana kamu menggambarkan identitas artistik kamu?

Aku percaya bahwa cara terbaik untuk menghadapi dunia adalah dengan melakukan segala sesuatu berdasarkan cinta dan ketulusan, sebuah nilai yang aku tanamkan dalam setiap karyaku.

Menurut kamu, apa peran seni dalam masyarakat?

Seni bisa membuka hati dan pikiran masyarakat. Seni itu tidak hanya untuk melindungi dan mengembangkan budaya, tetapi juga untuk mengajarkan cara berpikir kritis, berpikir abstrak, mendeteksi masalah, dan mencari solusi.

Adakah tema-tema tertentu yang sering muncul dalam karya kamu? Mengapa tema tersebut penting?

Tema yang paling muncul di karyaku adalah tentang mencintai diri sendiri. Tapi tema besarku sekarang, adalah kebebasan dan konsekuensinya. Menurutku itu penting karena banyak orang merasa bahwa pilihan mereka itu tidak ada efeknya atau mereka sebenarnya tidak mempunyai kebebasan untuk memilih. Aku ingin orang-orang tahu kalau semua pilihan mereka, mau seberapa kecil pun, itu penting.

Bagaimana kamu melihat relasi antara seni dan komunitas?

Mereka berkesinambungan. Seni itu subjektif, sehingga tidak bisa dibuat tanpa subjeknya dan tidak bisa diapresiasi tanpa ada subjek yang menilainya.

Proyek seni paling menarik apa yang pernah kamu ikuti/ kerjakan? (Bisa dalam berbagai aspek: topik, tantangan, dampak, dll)

Proyek seni yang paling menarik untukku adalah Berandai Jadi Kolektif Seni yang aku kembangkan bersama Gudskul untuk Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Jujur, aku belum pernah mengikuti acara seni sebesar ini sebelumnya, sehingga banyak tantangan baru yang aku lalui di sini. Seperti manajemen waktu bersama tim yang besar, bolak-balik galeri, dan aksesibilitas. Tantangan-tantangan tersebut membuat trayektori proyek-proyek berikutku.

Apa motivasi kamu mengikuti program Baku Konek?

Sebelum Baku Konek, aku belum pernah keluar pulau Jawa tanpa keluargaku. Merantau saja belum pernah karena kondisi keluarga dan pekerjaan. Tapi aku adalah seorang guru, dan seorang guru yang baik pasti akan selalu belajar. Sehingga aku ingin terus belajar dan memperluas perspektifku.

Isu atau tema apa yang menjadi fokus karya kamu di program Baku Konek ini? Mengapa tema tersebut menurut kamu penting?

Tema yang aku fokuskan untuk Baku Konek adalah kebebasan dan konsekuensinya. Menurutku itu penting karena banyak orang merasa bahwa pilihan mereka itu tidak ada efeknya atau mereka sebenarnya tidak mempunyai kebebasan untuk memilih. Aku ingin orang-orang tahu kalau semua pilihan mereka, mau seberapa kecil pun, itu penting.

Apa harapan kamu dengan mengikuti program Baku Konek ini?

Belajar dan mendapatkan pengetahuan baru.

Apakah ada proyek, teknik, atau media seni baru yang ingin kamu eksplorasi saat program residensi ini?

Aku ingin mengeksplor medium permainan dan penulisan yang lain. Aku tadinya ingin membuat video game, tapi akhirnya aku memilih untuk membuat permainan sandiwara yang tatap muka, karena bisa mempunyai kebebasan yang lebih banyak serta bisa mendekatkan orang-orang yang terjauhkan oleh pandemi.

Apakah ada tantangan pribadi yang dirasakan selama menjalani residensi?

Ini adalah residensi pertamaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mengantisipasinya dan aku tidak mempunyai ekspektasi banyak akan apa yang dilakukan. Tetapi setelah berkelana dan bertemu banyak orang di Maumere, aku tahu apa yang harus aku buat dan lakukan.

Adakah proyek seni, ambisi, atau pencapaian jangka panjang yang ingin kamu raih?

Aku ingin permainan sandiwara yang kami buat bersama, Bertukar Cerita untuk dikembangkan lebih lanjut dengan riset yang lebih dalam. Untuk sekarang, aku, Yulia, Jen, dan Dodot dari Komunitasi KAHE baru membuat mekanisme bermainnya. Kami ingin membuat permainan ini utuh.

Apa arti seni bagi kamu?

Lingkungan aman yang aku buat.