Lembana Artgroecosystem
A. Fikril Akbar dan Syamsul Arifin adalah seniman yang tergabung dalam kolektif seni Lembana Artgroecosystem yang berbasis di Sumenep, Madura. Lembana berfungsi sebagai madrasah seni, menggali pengetahuan sejarah dan sosial di Madura, serta menghubungkannya dengan konteks lebih luas melalui seni. Kolektif ini menyelenggarakan berbagai program untuk memperkaya ekosistem seni, termasuk festival, forum diskusi, lokakarya, pemutaran film, dan penerbitan buku. Program-program terbaru Lembana meliputi Festival Warga "Babad Lembana III: Mon Rea La Bannie," pertunjukan seni "Remo Teater Madura: Taneyan," dan forum "Koloman Budaya: Setangkai Melati di Tangan Danarto." Mereka juga mengadakan workshop "Sambang Sekolah" dan pemutaran film dalam "Bioskop Lembana."
Karya ini adalah kumpulan temuan acak dua perupa asal Sumenep, Jawa Timur, A. Fikril Akbar dan Syamsul Arifin, yang dirangkai selama perjalanan mereka di Aceh. Dituntun oleh pertanyaan-pertanyaan tentang suara, komposer, motif, serta cara bertahan atau melawan di tengah kengerian dan kekonyolan di Jambo, mereka membongkar dan menyusun ulang fragmen-fragmen kisah orang-orang biasa. Lewat karya ini, mereka mengajak kita bercerita, mendengarkan, dan mencoba memahami, demi merawat ingatan di Jambo dan sebagai mekanisme bertahan. Dalam teknologi yang kita miliki, kita terus menjaga ingatan tentang kekonyolan dan kengerian bersama handai taulan sambil bertanya, “Apakah kita berada di Jambo yang sama?”
Apa yang membuat kamu pertama kali tertarik dengan dunia seni rupa?
Bila sebelum saya bekerja di seni peristiwa (pertunjukan) yang menuntut kehadiran saya secara penuh, melalui seni rupa, saya ingin mencoba pengalaman dan hal lain sebagai perluasan cara kerja dan/atau praktik artistik saya.
Siapa atau apa yang paling memengaruhi perjalanan seni kamu?
Teater Garasi
Bagaimana kamu menggambarkan identitas artistik kamu?
Identitas Tempatan
Menurut kamu, apa peran seni dalam masyarakat?
Seni sebagai alat baca alternatif untuk mengurai apa-apa yang bersifat banal maupun subtil, lantas mengabarkannya atau mendialogkannya dengan publik (masyarakat) melalui (peristiwa) seni, pameran maupun pertunjukan.
Adakah tema-tema tertentu yang sering muncul dalam karya kamu? Mengapa tema tersebut penting?
Ada beberapa tema yang sering muncul dan selalu kontekstual pada ruang dan waktunya. Tema-tema tersebut diantaranya yaitu Trauma-Kekeran, Mitos, Ekologi, Kesetaraan, Folklore, Sejarah.
Bagaimana kamu melihat relasi antara seni dan komunitas?
Sebenarnya seni dan komunitas (mungkin) tidak bisa dipisahkan. Keduanya sama-sama soal agenda. Komunitas hadir karna ada sebuah agenda (seni). Demikian pula seni hadir ke dalam konteks komunitas agendanya soal seni. Seni yang diciptakan secara individu selalu ujung-ujungnya ia akan dihidangkan ke publik, yaitu masyarakat seni ataupun masyarakat non seni(man).
Proyek seni paling menarik apa yang pernah kamu ikuti/ kerjakan? (Bisa dalam berbagai aspek: topik, tantangan, dampak, dll)
Babad Lembana. Sebuah hajatan seni yang bekerja bersama masyarakat setempat secara sukarela dan penuh gotong royong.
Apa motivasi kamu mengikuti program Baku Konek?
Ruang pertukaran. Pertukaran pengetahuan, metode pendekatan, praktik artistik dll.
Isu atau tema apa yang menjadi fokus karya kamu di program Baku Konek ini? Mengapa tema tersebut menurut kamu penting?
Trauma Kekerasan masalalu, Mitos, Ekologi. Kata-kata kunci itu menjadi pijakan dalam karya saya di program Baku Konek ini. Tema atau isu ini yang secara sadar dialami oleh saya maunpun warga yang saya temui dalam riset dan terasa sangat mendesak dan relevan. Selain itu, isu tersebut juga berlangsung di tempat tinggal saya di Madura. Saya merasa apa problem yang terjadi di tempat residensi, juga berlangsung di tempat tinggal saya, di Madura.
Apa harapan kamu dengan mengikuti program Baku Konek ini?
Pengembangan praktik, perluasan sudut pandang, melebarkan jejaring. Dan yang paling penting membayangkan masa depan bersama melalui kaca mata seni.
Apakah ada proyek, teknik, atau media seni baru yang ingin kamu eksplorasi saat program residensi ini?
Tak ada. Saat residensi berlangsung, saya tak membayangkan apa-apa termasuk akan membuat karya semacam apa. Sebagai seniman, saya bekerja dengan hal-hal yang ada di tempat residensi. (Ekosistem) apa yang ada di tempat residensi itu, maka dari sana lah praktik artistik dilahirkan.
Apakah ada tantangan pribadi yang dirasakan selama menjalani residensi?
Saya tidak mengharapkan apa-apa.
Adakah proyek seni, ambisi, atau pencapaian jangka panjang yang ingin kamu raih?
Tak lain dan tidak bukan berkoneksi dengan lintas wilayah, lintas konteks, lintas kultural. Sembari bertukar kabar (buruk) macam apa yang sedang berlangsung.
Apa arti seni bagi kamu?
Seni sebagai alat baca tentang sesuatu yang tak banyak dibaca (dilihat/dirasakan) oleh kebanyakan orang.