Brebes Artdictive
Bil Ababil dan Arief Mujahidin adalah seniman visual dari Brebes yang tergabung dalam kolektif seni Brebes Artdictive, yang merupakan gabungan dari "art" dan "addictive," mencerminkan dedikasi mendalam mereka terhadap seni.
Berbasis di Brebes, kota agraris, kolektif mereka berkomitmen untuk memajukan seni rupa lokal dengan menonjolkan individualitas setiap anggotanya.
Kolektif ini aktif dalam berbagai program seni, termasuk residensi Penta K Labs IV: Malih Dadi Segara dan Ansana Bina Seni 2023 “(Se)Tempat,” serta rutin terlibat dalam workshop, pameran, pemutaran film, dan diskusi yang memperkaya ekosistem seni rupa di Brebes.
Dua perupa Brebes, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kolektif Brebes Artdictive, yaitu Arief Mujahidin dan Bil Ababil, berkolaborasi dengan Komunitas TudGam dari Kuningan, Jawa Barat, untuk menanggapi isu lingkungan di Gunung Ciremai, khususnya terkait pembangunan proyek pembangkit listrik geothermal. Proyek yang direncanakan akan selesai pada 2035 itu telah dihentikan sejak 2015 lalu, dan meninggalkan sejumlah isu lingkungan. Bersama Komunitas TudGam, Arief dan Bil menampung cerita warga dan menyampaikannya kembali lewat intervensi ruang publik dalam bentuk mural bertema lingkungan. Mural tersebut kemudian mereka aplikasikan ke dalam desain batik agar “keresahan” warga Kuningan dapat menjangkau masyarakat dalam lingkup yang lebih besar.
Bil Ababil
Apa yang membuat kamu pertama kali tertarik dengan dunia seni rupa?
Yang membuat saya tertarik, saya masih ingat betul saat kelas 3 SD saya menyadari bahwa saya bisa menggambar, bisa dibilang selangkah lumayan unggul sibanding teman-teman sebaya yang lainnya dan saat itulah saya ketika SMP ingin menjadi seorang Perupa,dan saya selalu mengulik dari apapun yang saya baca maupun yang saya tonton.
Siapa atau apa yang paling memengaruhi perjalanan seni kamu?
Perjalanan seni saya di pengaruhi oleh lingkungan keluarga yang tidak terjun di Dunia seni, maka dari itulah.
Bagaimana kamu menggambarkan identitas artistik kamu?
---
Menurut kamu, apa peran seni dalam masyarakat?
Seni bagi saya adalah media,media yang paling tepat adalah komunikasi. Agar komunikasi tidak terputus Seni adalah medianya.
Adakah tema-tema tertentu yang sering muncul dalam karya kamu? Mengapa tema tersebut penting?
Folklore,Akulturasi,dan Ragam Hias.Karena saya kerap geram ketika dari salah tiga itu diklaim negara lain dan kita harus menjaga juga bangga akan hal itu.
Bagaimana kamu melihat relasi antara seni dan komunitas?
Karena pada dasarnya seni adalah media dan media paling tepat adalah komunikasi dan wadah dari komunikasi adalah berkomunitas.
Proyek seni paling menarik apa yang pernah kamu ikuti/ kerjakan? (Bisa dalam berbagai aspek: topik, tantangan, dampak, dll)
Dari kedua karya kami Brebes Artdictive selama residensi di program baku konek yaitu Mural Sebesar kurang lebih 10×10 M yg merupakan first impression terhebat saya di ruang publik.Lalu Batik dari bahan organik yang kami bawa mungkin bisa sebagai inovasi ataupun alternatif dalam industri per-Batik-an karena lebih ramah lingkungan.
Apa motivasi kamu mengikuti program Baku Konek?
Ingin membangun relasi seluas mungkin dan experience sedalam mungkin.
Isu atau tema apa yang menjadi fokus karya kamu di program Baku Konek ini? Mengapa tema tersebut menurut kamu penting?
Dari berbagai isu yang kita temui kebetulan tidak menitik fokuskan pada satu topik melainkan Segala hal apapun yg berdampak kerusakan terhadap Alam itu sendiri.
Apa harapan kamu dengan mengikuti program Baku Konek ini?
Bisa berkelanjutan dan semoga menjadi acuan dalam Seni Rupa Indonesia.
Apakah ada proyek, teknik, atau media seni baru yang ingin kamu eksplorasi saat program residensi ini?
Karya Batik organik eksperimen yang kami bawa merupakan media yang kami eksplore.
Apakah ada tantangan pribadi yang dirasakan selama menjalani residensi?
Karena salah satu karya mural kami di ruang publik tentu saja reaksi publik positif maupun negatif itu menjadi suatu tantangan yang kami hadapi.
Adakah proyek seni, ambisi, atau pencapaian jangka panjang yang ingin kamu raih?
Saya ingin karya saya dipamerkan di pelbagai galeri ataupun event lain luar maupun dalam negeri.
Apa arti seni bagi kamu?
Dunia yang kita ciptakan adalah proses pemikiran kita, begitupun Seni.
Arief Mujahidin
Apa yang membuat kamu pertama kali tertarik dengan dunia seni rupa?
Mungkin sejak kecil, karena sejak kecil sudah suka menggambar
Siapa atau apa yang paling memengaruhi perjalanan seni kamu?
Lingkungan kampus, lingkungan tongkrongan
Bagaimana kamu menggambarkan identitas artistik kamu?
Saya biasanya berkarya berdasarkan apa yang saya suka, misal menggambar ya menggambar apa yg saya suka, kalau di karya personal saya lebih banyak bermain di abstrak dan pattern, dan kebanyakan media kanvas dan streetart, Kalau di Brebes Artdictive lebih fokus ke isu-isu kelokakan dan ekologi, dan medianya lebih bervariasi
Menurut kamu, apa peran seni dalam masyarakat?
Munurut saya sangat penting, bagaimana kesenian bisa lebih dekat dengan masyarakat untuk mudah diakses atau diapresiasi
Adakah tema-tema tertentu yang sering muncul dalam karya kamu? Mengapa tema tersebut penting?
Kalau untuk personal masih seputar tema keseharian, untuk kelompok lebih ke tema ekologi karena tanpa disadari karya-karya kelompok kami berangkatnya dari keresahan lingkungan. Menjadi penting dengan harapan karya-karya kita bisa menjadi pematik untuk orang yang melihat lebih sadar terhadap lingkungannya
Bagaimana kamu melihat relasi antara seni dan komunitas?
Penting sekali, kita bisa lebih luwes dan lebih kaya akan gagasan dalam berkarya lewat kolaborasi di dalam komunitas itu sendiri atau antar komunitas lainnya
Proyek seni paling menarik apa yang pernah kamu ikuti/ kerjakan? (Bisa dalam berbagai aspek: topik, tantangan, dampak, dll)
Proyek seni malih dadi segara yang diadakan oleh kelompok Hysteria Semarang, itu jadi proyek seni pertama saya bersama Brebes Artdictive untuk merespon kampung tambak Rejo yang mulai tenggelam. Tantangannya jelas kita cukup gagap karena ini proyek pertama dengan disodorkan isu yg spesifik harus riset dan pengerjaan yang cukup singkat di satu lokasi. Akhirnya kita memilih bikin mural di rumah yang tenggelam di lautan, jelas pengerjaannya sangat susah sempet tercebur beberapa kali dan korban handpone kecebur hehe. Dampaknya tidak terbuka ternyata dengan karya itu membuka jaringan kita lebih meluas.
Apa motivasi kamu mengikuti program Baku Konek?
Bakukonek jadi keberlanjutan untuk proses berkarya saya secara individu maupun kelompok, ini jadi salah satu metode kami untuk memperluas jaringan dan memperkaya ilmu dalam proses berkarya
Isu atau tema apa yang menjadi fokus karya kamu di program Baku Konek ini? Mengapa tema tersebut menurut kamu penting?
Masih di isu lingkungan, karena dari pertama kita tertarik dengan isu tersebut. Menurut kami ini menjadi penting karena lagi-lagi karya ini digarapkan menjadi pematik untuk masyarakat setempat lebih peduli dengan lingkungannya dan sebagai pengingat juga bagi pemerintah daerah untuk lebih memikirkan kebijakan-kebijakan terkait tentang lingkungan di sana
Apa harapan kamu dengan mengikuti program Baku Konek ini?
Membuka jaringan baru dan menjadi pembuka bagi kami untuk berkarya dengan sekala yang lebih luas lagi, mungkin juga bakukonek sebagai pintu pembuka kita bisa berkarya atau beresidensi di luar negeri.
Apakah ada proyek, teknik, atau media seni baru yang ingin kamu eksplorasi saat program residensi ini?
Ada, kita mempelajari teknik membatik dengan bahan organik. Ini sangat menarik dan kemungkinan kita akan belajar lebih dalam lagi untuk bisa jadi bekal kami berkarya di proyek-proyek berikutnya
Apakah ada tantangan pribadi yang dirasakan selama menjalani residensi?
Tantangan tidak begitu gimana-gimana cuma mungkin dengan waktu sesingkat itu untuk riset dan berkarya cukup menjadi tantangan, karena kita juga extended untuk penggarapan karya
Adakah proyek seni, ambisi, atau pencapaian jangka panjang yang ingin kamu raih?
Pengen berpameran atau residensi di luar negeri hehe
Apa arti seni bagi kamu?
Seni dan kehidupan tidak bisa dipisahkan